Minggu, 04 Desember 2011

Bobrok: Dari SD sampai Universitas Ada baiknya realitas dari dunia pendidikan bangsa ini kita beberkan secara jujur dan blak-blakkan, sehingga hati nurani kita dapat membimbing sikap kritis untuk keluar dari belenggu ketakutan. Mungkin sudah banyak sekali orang pintar di negeri ini, akan tetapi yang menjadi pertanyaan adalah mengapa sampai saat ini bangsa Indonesia masih tetap berada dalam keterpurukan. Mulai dari keterpurukan ekonomi, dimana ketimpangan sosial antara masyarakat miskin baik di perkotaan maupun pedesaan yang tak jauh beda tingkat kemiskinan dan kemelaratannya sampai dengan masyarakat kaya atau kaum borjuis yang hidup serba ketercukupan. Lalu keterpurukan pendidikan, dimana alokasi anggaran yang cukup besar yakni 20% dari APBN terasa sangat tidak efektif jika melihat realitas saat ini. Dimana infrastruktur dan fasilitas penunjang pendidikan masih sangat memprihatinkan, mulai dari ujung timur Papua sampai ujung barat Aceh. Wajib belajar 9 tahun yang digratiskan ternyata melahirkan biaya-biaya yang memberatkan wali murid. Apalagi masih banyak anak usia sekolah yang justru putus sekolah karena alasan tak ada biaya, sungguh ironi yang sangat memilukan ketika kita melihat banyak pelajar mulai dari SMP, SMA, bahkan Mahasiswa sekalipun yang tidak menunjukan etika dan akhlak yang baik, layaknya seorang terpelajar. Mulai dari bolos sekolah, Tawuran atau bentrokkan pelajar maupun mahasiswa, mabuk-mabukkan, penggunaan narkoba (NAPZA), Seks Bebas yang sudah dianggab budaya, dan berbagai hal negatif yang tidak bermanfaat baik bagi dirinya maupun orang lain. Lalu, ada apa dengan dunia pendidikan bangsa Indonesia..?! Lebih menakutkan lagi jika kita menengok dengan polos kondisi Perguruan Tinggi kita saat ini, baik Perguruan Tinggi Negeri apalagi Perguruuan Tinggi Swasta. Kampus-kampus berlebel “Negeri” sudah dan akan berstatus BLU (Badan Layanan Umum) yang mengelola seluruh fasilitas kampus untuk mendapatkan Keuntungan (laba) yang sebesar-besarnya. Kualitas dan mutu pendidikan yang sangat buruk ditunjang dengan sistem pendidikan yang tambal sulam dan berkiblat pada negara-negara kapitalis memperburuk keadaan kaum intelektual muda bangsa ini. Apalagi kampus-kampus swasta yang menjamur di pelosok negeri, dengan mendirikan Yayasan Pendidikan yang tujuannya 1000% bisnis tanpa memperdulikan fasilitas, kualitas, mutu pendidikan dan hanya mengumpulkan kekayaan, mengakibatkan “Mahalnya” biaya pendidikan di bangsa ini. Sehingga banyak generasi muda kita kehilangan identitasnya, tidak memiliki prinsip dan orientasi hidup, miskin karakter, serta miskin prestasi. Dan keterpurukan terakhir adalah keterpurukan moral dan akhlak bangsa. Inilah hal yang menjadikan bangsa yang kaya akan budaya dan nilai-nilai kearifan lokalnya menjadi bangsa yang Korup dan dipenuhi dengan konflik yang berkepanjangan. Pancasila hanya menjadi konsep usang yang habis dimakan rayap. Bangsa yang dulu dimerdekakan dengan darah para pahlawannya dan dengan tujuan mencerdaskan serta mensejahterahkan kehidupan rakyatnya sekarang diambang kebangkrutan dan keboborokan. Lalu, apakah yang dapat kita lakukan..?????

Tidak ada komentar:

Posting Komentar