Jumat, 26 April 2013

KACAUNYA UJIAN NASIONAL (UN) 2013, SIAPA BERTANGGUNG JAWAB?

Wah, Sobat Teen sudah pada mulai deg-degan nih ya. Ujian Nasional sudah dimulai sejak kemarin (15/03/13). Eh, tapi ternyata ada yang jantungnya bakal lebih lama berdebar nih. Bukan karena kesulitan mengerjakan soal ujian, ini malah gara-gara ujiannya ditunda. Semua disebabkan karena soal belum sampai ke lokasi ujian. Waduh, kok bisa? Kita simak yuk di Cerita Kita yang sisusun sama Kak Ika Manan. Apa coba yang selalu bikin dada berdebar keras selain lihat gebetan lewat? Yup, Ujian Nasional alias UN. Beuhhh yang satu ini kayaknya enggak pernah habis deh buat dibahas. Pro dan kontra terus saja ada. Enggak percaya? Komisi Perlindungan Anak Indonenesia (KPAI) aja nih sampai-sampai bilang UN ini adalah bentuk kekerasan yang dilakukan negara sama anak. Wuih serius nih Kak Badriyah Fayumi? “Stresnya lebih-lebih dari anaknya, bahkan harus bayar uang les dan lain sebagainya. Para guru juga tertekan karena kelulusan 100 persen itu seolah-olah menentukan citra sekolah dan ditargetkan juga oleh Dinas Pendidikan. Jadi sebenarnya UN ini kebijakan nasional yang pada tataran implementasi, baik persiapan maupun pelaksanaannya adalah betul-betul bentuk kekerasan negara terhadap anak,” kata kak Badriyah Fayumi. Kak Badriyah Fayumi yang jadi ketua KPAI menggarisbawahi banget bagaimana stressnya menghadapi UN. Yang stress bukan hanya siswa aja loh tapi juga guru dan orang tua murid. Gimana enggak stress kalau pelaksanaan UN juga kemudian dari tahun ke tahun bukannya membaik malah memburuk. Contohnya pelaksanaan UN tahun ini yang mundur di 11 provinsi. Mundurnya UN ini gara-gara soalnya yang enggak nyampe-nyampe. Salah satunya yang kejadian di Gorontalo. Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga Provinsi Gorontalo, Pak Arfan Arsyad sampai bingung banget deh. “Kalau kita bicara capek, kami ini capek sekali. Karena sedikit-sedikit informasi ‘sudah diterbangkan’. Kami buru-buru ke bandara. Eh, sampai malam tidak datang,” curhat pak Arfan. Gorontalo tidak sendirin. Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Nusa Tenggara Barat (NTB), Nusa Tenggara Timur (NTT), Bali, Sulawesi Utara, Sulawesi Barat, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Tengah juga Sulawesi Selatan idem dito alias mengalami hal yang sama. Dududu kok bisa ya? Nggak cuma soal yang tidak sampai-sampai yang jadi masalah, Sobat Teen. Ada juga lembar soal ujian SMK yang tertukar sama soal berkas ujian siswa SMA. Aduhh aduhhh, ini terjadi di enam SMK di Bandung, Jawa Barat. Akhirnya, siswa SMK tersebut terpaksa mengisi soal ujian nasional bahasa Inggris yang terlebih dahulu difotocopy, tanpa menggunakan lembar jawaban. Haduuuhhh, kacauuu nih. Sobat kita dari SMA Negeri 1 Mataram Arditra dan Gayatri geeeemmmes sama pemerintah. Bagaimana tidak, sudah semangat-semangat belajar dan mempersiapkan ujian, tiba-tiba ditunda ujiannya. “Kecewa berat sih sama pemerintah, tapi mau gimana lagi. Udah belajar sana-sini sama teman, sampai les tambahan, tapi kalau sudah kayak gini mau gimana lagi. Dan beritanya telat sekali lagi,” Kata Arditra. “Karena agenda sekolah yang lain juga terpaksa mundur. Karena kan setelah UN SMA itu kan banyak rencana, ada teman-teman yang rencana mau ke luar daerah buat persiapan PTN jadi mundur. Karena anak SMA habis UN kan ada yang mulai Bimbel atau apa, yang uda nentuin tanggal ya jadi berantakan lagi,” ungkap Gayatri. Pak Menteri sih memang sudah minta maaf dan berjanji mempertanggungjawabkan menyelesaikan masalah ini. Tapi tetep, Kemendikbud tidak mau disalahkan terkait penundaan UN ini. “Jadi yang inspektorat temukan di lapangan itu bukan manajemen percetakan tapi manajemen pencetakan, yang menyebabkan terlambatnya pengepakandan memasukkan ke box lalu dibawa ke ekspedisi, dalam hal ini Lanud (Pangkalan TNI Angkatan Udara), itu yang menyebakan keterlambatan. Jadi manajemen pencetakan ini yang diakui juga saat presscon kemarin oleh pihak Ghalia sendiri,” ucap pak Ibnu Hamad membela diri. Itu tadi Juru Bicara Kemendikbud, Pak Ibnu Hamad. PT Ghalia adalah salah satu dari enam perusahaan percetakan yang mencetak soal-soal UN Sobat Teen. Pak Ibnu Hamad juga bilang, lima perusahaan lainnya tidak ada masalah, cuma PT Ghalia saja nih. Oke, nasi sudah menjadi bubur. Yang penting gimana caranya biar buburnya jadi enak iyakan sobat teen? Terussss seperti pesannya Arditra di Mataram buat pemerintah nih? “Pesannya buat pemerintah satu aja nih mba, agar tahun depan jangan diulangi lagi.” Selamat menempuh ujian nasional. Teen Voice doakan semuanya pada lulus dengan nilai memusakan ya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar